“Terima kasih kepada warga Jakarta” mungkin itu yang dapat saya katakan. Berkat Anda-Anda semua yang cerdas berpolitik, tidak mudah dirayu dengan iming-iming materi, tidak juga terpancing dengan black campaign, tidak tergoda dengan pencitraan, akhirnya Joko Widodo atau yang akrab di panggil Jokowi sukses terpilih menjadi Gubernur Jakarta pada pilkada putaran ke 2 ini dengan perolehan suara yang lebih dari 50%.
Pada awalnya saya sudah sangat optimis kalau hal ini akan terjadi mengingat kedekatan pak Jokowi dengan warga-warga miskin di jakarta seperti tidak ada jarak antara elit dan mlilit (makan sulit perut jadi mlilit). Ah itu kan hal yang biasa saat kampanye? Iya juga sih, tp kalau Jokowi kayaknya bukan tipe yang seperti itu.
Hal itu juga sudah tercermin dengan sikap-sikap Jokowi kepada rakyat selama beliau menjabat Walikota Solo. Dimana banyak aksi-aksi beliau yang pro rakyat, seperti yang saya ingat, pemindahan PKL yang tanpa kekerasan dan diberi solusi yang terbaik, gajinya yang tidak pernah diambil pada masa awal dia menjabat dan menyalurkannya ke yang membutuhkan, dukungan terhadap mobil esemka, perkindungan kepada pasar tradisional dengan memberi ruang yang sedikit kepada ‘maret-maret’, dll.
Lha tapi di Solo kok banyak teroris? Ah kata siapa? Kata polisi? Hal itu belum bisa saya percaya. Kenapa? Kalau memang iya kenapa orang yang diduga teroris selalu ditembak mati? Selalu mereka tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan sapa diri mereka.
Terakhir, selamat bertugas pak Jokowi. Hadapai segala tantangan Jakarta dengan semangat bekerja keras, anti korupsi, kerendahan hati, dan tetap pro rakyat.
myfitr