Assalamualaikum sobat semua.
Serius nich nggak ada yang mau kirim pulsa #eh.Seperti yang diketahui, ada tiga pabrikan otomotif asal Jepang yang sudah bertahun-tahun eksis di negara kita. Di era 90an, di masa kejayaan mesin ngebul (baca: motor 2 tak), market share masing-masing pabrikan otomotif sepeda motor asal Jepang tersebut menempati grade berikut, Honda di posisi pertama, Suzuki di posisi kedua, dan Yamaha ada di posisi ketiga. Mengapa Yamaha ada di posisi paling buncit, bisa jadi karena saat itu Yamaha tidak memberikan dua pilihan opsi, dimana pabrikan lain menjual motor 2 tak dan 4 tak, Yamaha hanya fokus ke mesin 2 tak.
Pada era tersebut masing-masing pabrikan motor asal Jepang ini memiliki ciri khas atau keunggulan sendiri-sendiri, misalnya Honda yang unggul dalam hal konsumsi BBM yang terkenal irit, walau desainnya masih kaku karena image irit ini Honda bisa memikat hati para konsumennya. Di market share kedua ada Suzuki. Di era itu, desain motor Suzuki-lah yang paling atraktif, sporty, dan enak dilihat.Saat itu Suzuki penuh inovasi baik dalam segi desain maupun inovasi mesin.Desain Suzuki yang modern (kala itu) mampu memikat konsumen.Yamaha, terkenal dengan motor 2 taknya yang bandel dan juga dengan desain yang cukup atraktif dan sporty.
Dalam perkembangan era 4 tak tiba-tiba Suzuki seakan bagai seorang pesakitan.Tidak mampu berkembang dan selalu kalah merebut pasar.Apalagi setelah Yamaha fokus ke mesin 4 tak, nasib Suzuki seperti diinjak-injak semakin dalam dan semakin dalam.Minimnya inovasi (yang dulu menjadi jargon) menjadi biang kerok melemahnya pasar Suzuki.Dari sisi desain, Suzuki yang dulu terkenal dengan desain yang aduhai, sporty, dan nggilani… kini berbalik, desain Suzuki seakan menyerupai Honda pada jaman dulu, kaku dan biasa saja, cenderung membulat tak ada unsur sporty.Keiritan konsumsi BBM yang coba diangkat Suzuki seperti tak digubris masyarakat. Karena jargon irit itu Honda sudah masuk ke dalam mind set masyarakat Indonesia sejak berpuluh-puluh tahun silam.
Lantas bagaimana Suzuki kedepannya?
Jelas, Suzuki harus berbenah baik itu Suzuki Indonesia maupun Suzuki Jepang sebagai pemiliknya.Suzuki Jepang harus bisa terbuka dengan desain-desain yang disodorkan oleh Suzuki Indonesia, toh merekalah yang lebih paham dan mengerti karakter masyarakat Indonesia. Di era seperti ini produsen harus mendengarkan konsumen atau akan ditinggalkan. Kembalikan roh desain sporty Suzuki diera Inovasi tiada henti.Jangan berhenti berinovasi dibagian desain dan mesin.Perbaiki garda terdepan seperti sales dan mekanik.
Last… jangan sampai hilang huruf S dari aspal Indonesia. Maju terus Suzuki Indonesia… produk inovatifmu selalu kami tunggu. (Cuma nunggu doang enggak beli sih) 😆 (mase)
gambar: google search engine
SMS : 085 747 151 746
Kawasaki gimana?
Jangan sampai hilang huruf S di aspal indonesia… Kalau hilang jadi “A*pal Indone*ia donk… Hehehehe…
Saya sampai sekarang setia pakai suzuki… 😀
wakakkakakakkk kawasaki nggak dianggep…
suip mas loyal itu namanya, saya mau tanya.. kenapa ya orang yg sudah pernah beli motor suzuki baru, kalau beli lagi pasti suzuki lagi??
tolong dijawab lho mas… suwun
Kasihan kawasaki nggak dianggep….
Berarti mereka puas dengan suzuki, ada juga yang memang sudah fanatik dengan suzuki.
Kan ada juga orang yang nggak mau belki selain merk honda, smpai gonta-ganti motor ya tetep honda…
Brrt sama saja ya sama yg suka Honda.. beli lagi juga honda…
harus ada revolusi mental di suzuki jepang yang tidak mau menerima masukan konsumen suzuki indonesia…
disanalah biang keroknya
itu file gambarmu spg suzuki pamer paha.. ahhhh ngeresss
http://nivikoko.com/2015/02/17/yamaha-n-max-hadir-pada-momentum-yang-sangat-tepat/
daripada pamer susu eh
Masih Betah pake Smash ’08 😀
https://adityaprad.wordpress.com/2015/02/17/honda-jepang-luncurkan-little-cub-limited-edition-super-cub-rasa-modern/
Good job
Suzuki Ternoda…*eh..Tornado makssude 😉
http://bakulkangkungjpr1.com/2015/02/19/moto-gp-rossi-masih-betah-di-moto-gp-masih-emoh-ke-wsbk/
Satria 2 tak josss