Kuliner Salatiga: Mie Ayam Tuntang, Batas Kota Salatiga


^ image from Google Street View, pas udah tutup
Salam satu aspal mas bro…. Ngomong-ngomong tentang kuliner, pasti disetiap tempat ada saja kuliner yang asyik untuk di singgahi. Bagitu juga saat kami (jatengmotoblog) pulang dari Semarang, menghadiri acara launchingnya Suzuki GSX Series yang mengundang blogger, media, dan konsumen, serta dihadiri oleh dua dari tiga brand ambassador Suzuki GSX series yakni om Den Dimas dan dek Anindya K Putri, kami sempatkan untuk sekedar mengisi perut biar nggak masuk angin, akhirnya mobil yang kami tumpangi berhenti di sebuah warung mie ayam dan bakso yang berlokasi di Tuntang, dekat dengan batas kota Salatiga.



Saya sendiri kurang begitu tahu nama dari warung mie ayam dan bakso ini, pun saat saya tanyakan ke om Nugroho yang sering wira wiri lewat sini, kata doi warung ini tak bernama. Pokoknya warung mie ayam ini sendiri mudah ditemukan kok mas bro, kalau dari arah Semarang, lokasinya ada di kanan jalan, sebelum gapura batas kota Salatiga.
Kenapa tempat ini harus saya review?
1. Mie ayamnya enak.
2. Ramai pengunjung (biasanya ada korelasi dengan poin 1).
3. Tempat parkirnya cukup beberapa mobil. Banyak pengunjung yang bermobil.
4. Harganya standard.
Sedangkan untuk tampilan dari mie ayamnya kayak gini mas bro.

Karena saya tidak suka bakso, maka saya putuskan untuk memesan mie ayam saja.
Review

  • Potongan ayamnya besar-besar dan banyak. Dengan bumbu manis gurih khas mie ayam yang enak.
  • Sawinya banyak, matengnya pas, saya suka.
  • Mienya dimasak dengan durasi yang tepat, hingga menghasilkan mie yang kenyal saat digigit.
  • Kuahnya gurih walau tanpa tambahan saos dan kecap.

+

  • Ada kamar mandi, bisa buat mandi, pipis, cuci muka, dll.
  • Pelayanan cepat
  • Parkir luas
  • Tempat duduk lumayan banyak
  • Parkir gratis

  • Porsinya sedikit bagi saya
  • Tidak ada tukang parkir yang membantu menyeberangkan kendaraan


Last, Intinya, mie ayam tuntang ini enak mas bro, cocok dijadikan tempat mampir kala lewat jalan Solo-Semarang. (Eko Pranoto)

20 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*