Mengapa Mobil Esemka Menjadi Kontroversi

satuaspal.com… Pada hari Jumat tanggal 6 September 2019, Presiden Joko Widodo akhirnya meresmikan pabrik mobil Esemka… Pabrik ini terletak di Boyolali… Dan sejak saat itulah, kembali kontroversi mobil Esemka muncul, melanjutkan yang sudah-sudah…

Bukannya merilis mobil jenis minibus, SUV, atau MPV… Pabrik mobil Esemka di Boyolali ini malah merilis mobil jenis pick up… Ini mungkin menunjukkan kalau mobil Esemka belum berani bersaing dengan pabrikan mobil lain yang telah eksis sebelumnya… Pun begitu, Presiden Joko Widodo pun tidak berani menyebut mobil ini sebagai mobil nasional seperti yang telah digadang-gadang sebelumnya…

Disebut-sebut menjadi mobil kebanggaan Indonesia, mobil yang dirilis oleh Esemka, yakni Bima, malah mirip plek ketiplek dengan mobil dari Cina, Changan… Mau berdalih seperti apa, di mata netijen dan yang melek otomotif, Esemka Bima itu ya Changan Star Truck… Kalau memang mau membuat bangga Indonesia seharusnya desainnya bisa bedalah, meskipun dalemannya sama Cina-nya…

Kontroversi Esemka Bima kembali dilanjutkan dengan wawancara menteri di sebuah stasiun tv swasta yang ditanya “mesin Esemka berasal dari mana”, tapi jawabannya selalu dipelintir seakan tidak mau mengungkapkan asal muasal mesin Esemka Bima…

Last… Sampai kapan mobil Esemka akan menjadi misteri… Adakah yang mau beli…

sumber gambar twitter

8 Replies to “Mengapa Mobil Esemka Menjadi Kontroversi”

          1. Iya dong. Kalau mau membuat bangga Indonesia harusnya tdk meniru desain dari Cina. Banyak orang kreatif di Indonesia, kalau soal desain mobil kecillah mereka.

          2. Mungkin ke depannya bakal gitu, saat ini paling mudah dan murah itu ya beli /comot desain. Kalau mulai dari NOL cetak birunya bakal bengkak di biaya RnD Mase.

            Cuma satu aja yg disayangkan, kenapa ga terbuka aja kalau memang ambil dari cina..?? Kaya banyak ngeles gitu.. cina kan ga selamanya jelek.. ya thoo..

            Panlok aja mahal loh DC nya

          3. Iya betul soal cetak biru, rnd itu memang tidak murah, lebih murah comot sih emang.

            Ya itu juga betul, ngelesnya itu lho…

            Soal panlok, wakakakak…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: