Jalan-jalan ke Keraton Agung Sejagat

satuaspal – Hari Sabtu tanggal 25 Januari 2020 selepas ashar, saya dan bapak berangkat dari rumah bermaksud menuju ke Keraton Agung Sejagat. Jarak antara rumah bapak di desa Kalimeneng, kecamatan Kemiri, kabupaten Purworejo dengan lokasi Keraton Agung Sejagat di desa Pogung Jurutengah, kecamatan Bayan, kabupaten Purworejo hanya 12 km, kira-kira perjalanan 15 menit dengan sepeda motor. Jika dari stasiun kereta api Kutoarjo, jarak ke Keraton Agung Sejagat hanya 5,5 km.

Rupanya selama ini, seiring dengan informasi tentang Keraton Agung Sejagat yang viral, bapak rupanya sudah sangat penasaran ingin menengok langsung ke sana. Tapi keinginannya selalu kandas karena ibu tidak pernah mau diajak. Maka ketika saya ajak, bapak langsung kegirangan. Dan saya juga senang karena bisa kesana ada yang menemani. Mayankan buat teman ngobrol, biar tidak seperti orang hilang.

Dengan sepeda motor Yamaha Mio karburator, kami meluncur dari rumah ke arah selatan. Sebelumnya satuaspal sudah menghidupkan GPS terlebih dahulu. Dan lokasi keraton agung sejagat pun sudah ada di Google Maps. Dari rumah kami menuju ke Kutoarjo, selanjutnya dari bangjo Kutoarjo kami meluncur ke selatan menuju arah Grabag. Setelah beberapa km perjalanan, akhirnya maps mengarahkan kami masuk ke area perkampungan di sisi timur jalan raya Kutoarjo-Ketawang.

Jalan kampung ini didominasi dengan cor coran beton di kanan kiri. Beberapa bagian jalan ada yang rusak juga. Cukup dalam kami memasuki kampung dan menembus persawahan hingga akhirnya kami melihat jalanan di depan ramai orang berlalulalang. Nampaknya di sanalah lokasi Keraton Agung Sejagat yang viral itu.

Setelah memarkirkan Yamaha Mio Smile dilahan parkir yang disediakan warga setempat, akhirnya kami melanjutkan perjalanan berjalan kaki, karena lokasi Keraton Agung Sejagat sudah dekat. Sepanjang jalan yang kami lalui banyak pedagang di sisi jalan. Ada pedagang makanan, es, bahkan sewaan odong-odong. Ada juga pedagang dawet hitam Purworejo serta gebleg goreng yang legendaris.

Kira-kira setelah puluhan meter berjalan, akhirnya kami pun sampai di lokasi Keraton Agung Sejagat, yang ternyata berada di tengah pekarangan, jadi tidak dipinggir jalan kampung pas. Saat kami datang pengunjung benar-benar ramai banget, mungkin karena hari libur. Dan sayangnya, lokasi Keraton Agung Sejagat ternyata dipasang garis polisi. Jadi kami tidak bisa melihat masuk, hanya bisa melihat dari luar garis polisi dan juga pagar keraton. Padahal bagian yang instagramable kan ada di dalam, walah.

Beruntung ada warga yang secara suka rela memasang tangga agar pengunjung bisa berfoto dengan batu keramat. Lokasi tangga ini ada disisi belakang batu keramat. Jadi dari sudut ini tidak nampak ukiran indah yang dipahat pada batu keramat tersebut. Kalau naik tangga ini jangan lupa isi tempat uang secara suka rela ya, sebagai bentuk menghargai warga yang sudah membuatkan tangga.

Selanjutnya saya dan bapak saya berkeliling, melihat Keraton Agung Sejagat dari sudut lain, yang tentu saja dari area yang belum di pagar, tapi ya itu tetep di garis polisi. Saat kami berkeliling ini kami baru sadar ternyata lokasi Keraton Agung Sejagat ini berada di perkampungan penduduk. Jadi banyak rumah penduduk di sekitar keraton agung sejagat ini.

Sekali lagi sangat di sayangkan karena pengunjung tidak bisa masuk ke area dalam gedung yang ada singgasana raja Totok dan ratu Fanni. Ya karena garis polisi dan ada seorang polisi yang menjaga di depan gedung tersebut. Padahal kalau bisa masuk di sana interiornya sangat unik dan instagramable.

Itu tadi jalan-jalan satuaspal di Keraton Agung Sejagat yang viral tersebut. Sontak membuat kota kelahiran saya menjadi terdengar seantero jagat. Hahahaha… Terima kasih raja dan ratu Keraton Agung Sejagat. Kalau mas bro penasaran seperti apa perjalanan saya di Keraton Agung Sejagat, sampean bisa lihat videonya di bawah ini.

~ enjoy riding

37 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*