Salam satu aspal! Saya sedang nggak enak hati, hati saya sedang terluka gara-gara tembakan saya ke seorang gadis yang saya cintai mental begitu saja. Dan untuk sedikit mengobatinya saya mencoba riding ke kota Semarang. Sebelumnya saya sudah menghubungi rekan blogger Otomania.id agar saya diijinkan mampir di kediamannya.
Sabtu tanggal 11 September sekitar pukul 15-an saya beranjak dari kost di Karanganyar. Cuaca yang mendung saat itu tidak menyurutkan niat saya untuk tetap riding menaiki Beat Street saya yang minggu lalu sudah saya servis dan ganti busi. Lumayanlah, lemah syahwatnya kayaknya sudah sembuh. Minggu yang lampau buat naik jalan tembus Tawangmangu serasa mau pingsan.
Saya menyusuri rute Karanganyar – Colomadu – Boyolali – Ungaran – Semarang. Dan hujan mulai membasahi sejak menginjakkan ban Corsa X FDR di ring road Salatiga. Tadinya saya memakai jurus anak SMA, tapi lama-lama harus saya putuskan untuk melipir dan membuka jok mengambil jas hujan Plevia kebanggaan saya. Bukan Tugas Negara Bos!
Sedikit review jas hujan Plevia : Jas hujan ini berwarna transparan putih, bahannya seperti ada karet-karetnya gitu, terdiri dari dua bagian atasan dan celana. Jas hujan ini pas banget di tubuh saya dan yang saya suka bagian-bagian ujung lengan dan ujung kaki ada karetnya sehingga benar-benar aman tidak ada air yang masuk. Sementara untuk pengancing atasannya memakai triple kunci yakni resliting, kancing ceplikan, dan kreketan di sisi atas. Pas dipakai buat menerjang hujan… Jas hujan ini benar-benar tidak mengijinkan air masuk setetespun mengenai pakaian kita. Jannnn terpujilah pencipta jas hujan Plevia. Good job karyamu om!
Praktis sore itu saya benar-benar diudani dari Salatiga sampai di titik tujuan Griya Kasturi di bilangan Kencono Wungu, Semarang. Sebelum sampai di Griya Kasturi saya menyempatkan mampir sebentar di Alfamart daerah situ. Niatnya ngecek hotwheels om, tapi koleksi di sini benar-benar busuk. Nampaknya terlalu banyak hunter di kawasan ini. Oh iya, saya baru tahu kalau belanja di Alfamart dan Indomaret di Semarang sudah nggak dikasih keresek.
Malam itu di Griya Kasturi saya diajak om Noe untuk room tour melihat-lihat koleksi diecast beliau. Ini yang lupa saya foto soalnya saya tidak berniat untuk membuat artikel ini sebelumnya. Koleksi diecast om Noe cukup lumayan jumlahnya dan beberapa ada hotwheels yang memang harganya lumayan.
Di pagi harinya, sambil memakan gembukan atau odading yang ukurannya 36B, asli habis dua bikin kenyang, lek Ari cxrider.com pun datang. Wes obrolan dilanjutkan ngobrolin apapun dari diecast, ojek online, otomotif, touring, marchendis, hingga tetangga lek ari yang seksi. Pertemuan kami hari itu ditutup dengan masuknya orderan Grabfood di hp lek ari cxrider.com dan saya pun berpamitan.
Minggu siang itu saya pun riding dari Semarang ke Karanganyar. Di sepanjang jalan isinya didominasi muda mudi boncengan mesra, ini yang membuat tadinya saya mau mengobati hati dengan riding jauh, eh malah semakin patah hati oleh keadaan. Dari dulu, cinta memang deritanya tiada akhir.
semangat pak ekoo, cinta ditolak die cast bertindak , jane nak kopdar janda ngunu mesti rame akeh sek melu hahahaha
Wah usulan menarik
ajib
Makasih ak
Wah aku kapan …
Pan kapanlag gampang